Thursday, February 25, 2010

Usrah Lokaliti Pulai 23 Feb Menarik

Pengisian Pertama: Keutamaan Ilmu & Belajar (Ihya' Ulumuddin).
Tajuk ini mengenengahkan sedutan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadith Nabi SAW mengenai ketinggian ilmu dan ulama'-ulama' dalam Islam.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (bermaksud): "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darjat" (Al-Mujadalah:11)

Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhu berkata: “(Kedudukan) ulama berada di atas orang-orang yang beriman sampai 100 derajat, jarak antara satu derajat dengan yang lain seratus tahun.” (Tadzkiratus Sami’, hal. 27)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (bermaksud): “Katakan (wahai Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam) apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.” (Az-Zumar: 9)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, maka Allah akan mengajarkannya ilmu agama.”

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Hadits ini menunjukkan, barangsiapa yang tidak dijadikan Allah faqih dalam agama-Nya, menunjukkan bahwa Allah tidak mengijinkan kepadanya kebaikan.” (Miftah Dar As-Sa’adah, 1/246)

“Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda radhiallahu 'anhu)

"Mereka yang paling dekat dengan darjat kenabian ialah para ulama' dan para pejuang Allah. Adapun para ulama', disebabkan mereka telah bersungguh-sungguh menunjukkan manusia kepada apa yang dibawa oleh para Rasul. Sedangkan para pejuang di jalan Allah, mereka telah berjihad menggunakan pedang-pedang mereka demi menegakkan apa yang dibawa oleh para Rasul (Hadith Sahih dalam kitab al-Mughni 'an Hamli al-Asfar).

Di dalam perbincangan, diketengahkan oleh ahli yang hadir bahawa Ulama' itu mesti mempunyai 4 sifat iaitu; (a) Memiliki Ilmu; (b) Menagmalkan Ilmu yang dimiliki; (c) Menyampaikan ilmu yang di miliki; (d) Mempertahankan ilmu tersebut.

.... Insya Allah perbincangan lanjut dalam topik yang menarik ini disambung pada 9 Mac 2010.


IMAN DAN KEHIDUPAN

Bahagian kedua perbincangan minggu ini dipetik dari buku karangan Dr. Yusuf Al-Qardhawi bertajuk Iman dan Kehidupan (Al-Iman wal Hayyah)

Mengikut Dr Yusuf, Iman menurut pengertian yang sesungguhnya ialah suatu kepercayaan yang meresap ke dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup,tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Jadi, iman itu BUKANLAH sekadar perbuatan semata-mata, dan bukan pula hanya merupkan pengetahuan tentang rukun iman.

Menurut Prof Dr. Yusuf Al-Qardhawi: Sesungguhnya iman itu bukanlah semata-mata pernyataan seseorang dengan lidahnya, bahawa dia orang beriman (mukmin), kerana banyak orang-orang munafik yang mengaku beriman dengan lidahnya, sedang hatinya tidak percaya, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah SWT;

"Dan diantara manusia itu ada yang mengatakan, "kami beriman kepada Allah dan hari Akhirat, sedang yang sebenarnya mereka bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan menipu orang-orang yang beriman, tetapi yang sebenarnya mereka menipu diri mereka sendiri dan mereka tidak sedar." (Al-Baqarah: 8-9)

Iman itu bukan pula semata-mata mengerjakan amal dan syi'ar yang biasa dikerjakan oleh orang-orang beriman seperti Solat Jumaat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan fardhu haji, kerana banyak penipu-penipu besar yang pada lahirnya mengerjakan perbuatan yang soleh dan melakukan ibadat, sedangkan dalam hati mereka sebenarnya kosong dari pengikhlasan kepada Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT;

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, dan Allah menipu mereka. Apabila mereka berdiri mengerjakan sembahyang, mereka berdiri dengan malas, mereka ria (mengambil muka) kepada manusia dan tiada mengingati Allah, melainkan sedikit sekali." (An-Nisa': 142)

Bukan pula iman itu semata-mata mengetahui erti dan hakikat iman, kerana ramai orang yang mengetahui hakikat iman itu, padahal mereka tidak beriman, sepertimana golongan-golongan bijak dari Barat, yang mana mereka mengkaji tentang Islam dan Iman, tetapi hati mereka masih tidak beriman kepada Allah. Firman Allah SWT;

"Mereka menyangkal (membantah) keterangan-keterangan (agama) Allah kerana dengki dan sombong, padahal hati mereka sendiri meyakininya." (An-Naml: 14)

Maka diperlukan keimanan itu dapat diterima akal sampai kepada tingkat keyakinan yang teguh kuat tidak digoncangkan bimbang dan ragu, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah SWT;

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang beriman (percaya) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu." (Al-Hujurat: 15)

.... Insya Allah perbincangan lanjut dalam topik yang menarik ini disambung pada 9 Mac 2010.


No comments:

Post a Comment